JANJI TERAHIR
Terusik kedamaianku saat terdengar satu nama yang mungkin tidak lebih baik terdengar ditelinga orang lain namun entah mengapa hatiku bergetar dan lidahku membeku saat mendengar nama itu disebut. “Sakti!!!” triakan suara temannya, aku memandanginya dibelakang pohon “hah,gerimis” aku begitu menikmati gerimis itu. Ya... karna dialah aku selalu ingin bersekolah, Karena dialah aku ingin selalu melihat gerimis. Entah mengapa bahagia jika aku dapat melihatnya setiap waktu. Disudut yang lain aku selalu ada tanpa ia mengerti ataupun tidak. Aku mencoba mengerti keadaan sikap dan tingkah lakunya.
Terusik kedamaianku saat terdengar satu nama yang mungkin tidak lebih baik terdengar ditelinga orang lain namun entah mengapa hatiku bergetar dan lidahku membeku saat mendengar nama itu disebut. “Sakti!!!” triakan suara temannya, aku memandanginya dibelakang pohon “hah,gerimis” aku begitu menikmati gerimis itu. Ya... karna dialah aku selalu ingin bersekolah, Karena dialah aku ingin selalu melihat gerimis. Entah mengapa bahagia jika aku dapat melihatnya setiap waktu. Disudut yang lain aku selalu ada tanpa ia mengerti ataupun tidak. Aku mencoba mengerti keadaan sikap dan tingkah lakunya.
Suatu ketika aku berjalan, kemudian
melihatnya sedang berbicara dengan temannya atau bisa jadi teman dekatnya
terlihat sangat bahagia, mereka tertawa mereka bercanda. “bagaimana biasa aku
diantara mereka,aku hanya adik kelas yang diam diam suka dengan kakak kelas.
Tidak mungkin” kemudian aku berjalan meninggalkan temat itu. Namun tiba tiba
“hey” suara dari belakang membuatku terkejut, aku menengok ternyata dia. Dia
menatapku aku tidak menyangka ini,seseorang yang begitu aku inginkan datang dan
menemuiku. Aku hanya diam menatap matanya yang begitu hangat dan membuatku
merasa damai.
“eh,haloo.. kamu kenapa?”
“e e enggak apa apa kok,em ada apa ya?”
tanyaku dengan gugup kepadanya.
“ini aku cuma mau ngasi tugas kamu dari
Bu Amanda”
“ohh iya makasi ya”
Begitu singkat berbicara dengannya
begitu singkat waktu memberiku kesempata untuk biacara dengannya. Kenapa dan
bagaimana waktu itu akan terulang kembali aku ingin sekali menatapnya sekali
lagi. Setelah pertemuan itu aku selalu teringat dengan matanya,mata yang damai
itu, “elga kamu tau gak aku tadi menatap matanya,mata yang indah dan damai” aku
berkata dengan sahabatku Elga. “kamu bahagia? Terlihat dimatamu angel kamu
bahagia” Saut sahabatku Elga. “Perhatian perhatian, ditujukan bagi seluruh
murid yang saya sebutkan namanya silahkan memenemui saya dalam rangka pemilihan
siswa untuk lomba MIPA kelas X dan XI yang terpilih menjadi kandidat adalah
Sakti,Shasha,Emma,Retno,Angel,Putra.” Terdengar suara pengumuman dari toa
sekolah.
“Kamu dengar itu Angel,Kamu dipanggil!”
Kata Elga samba menepuk bahuku.
“Alhamdulillah aku terpilih aku akan
berjuang Elga supaya sekolah kita menang”
“Aku dukkung Angel,dan kamu harus menang
demi orang tua kamu dan demi sekolah kita. Kalau kamu menang kamu bisa ikut 2
minggu karantina di Jerman”
Saat itu aku bahagia sekali, aku
terpilih menjadi kandidat lomba MIPA Internasional,semoga saja ilmu yang selama
ini aku tekunni dengan sungguh sungguh mampu membuatku menjadi anak yang
dibanggakan orang tuaku. Dan saat itu aku juga tidak menyangka aku dan dia ya
orang yang penting bagiku juga menjadi kandidat bersamaku. Saat pertemuan
kandidat itu Pak Guru telah menyampaikan bahwa kandidat ini dibagi menjadi 3
kelompok jadi setiap kelompok terdiri dari 2 orang. Aku bingung dengan siapa
nantinya aku akan berkelompok.
“Sakti dan Putra”
“ee maaf pak Putra biar dengan saya saja
soalnyakan rumah putra dengan rumah saya dekat” saut Retno yang saat itu
menjadi pacar putra,mungkin mereka ingin selalu berdua.
“Yaudah kalau seperti itu Putra dengan
Retno, Shasha dengan Emma dan Sakti dengan Angel” Keputusan itu sungguh
membuatku terkejut. Kebetulan yang seperti apa ini mungkinkah aku bermimpi
entahlah saat itu aku merasa terguncang.
Aku harus sering sering belajar nih biar
aku bisa menang dan ikut karantina ke Jerman. Tiba tiba Sakti menepuk ku dan
berkata. “Kapan kita bisa belajar bareng” dengan menatap wajahku sepertinya dia
juga ingin kekarantina tapi aku harus bisa. “Ha? Belajar bareng,emm kalau bisa
sih sekarang soalnya aku bener bener ingin pergi kekarantina”
Semenjak hari itu, kami sering belajar
bersama kita selalu mencari tempat yang tenang untuk belajar dia membawaku
ketempat yang sebelumnya tidak aku ketahui.
“Aku jemut kamu dirumah jam 7” Kata
Sakti
Malam itu pun datang tepat pukul 07.00
dia didepan rumahku dan memanggil namaku rasanya kita bukan lagi kakak kelas
dan adik kelas. Dia ramah dan menyenangkan,selama perjalanan dia selalu
menghiburku dengan candaan yang mingkin terlihat sedikit tidak lucu tapi dia
mampu membuatku tertawa. Yaa.. Kita tertawa diatas motor,mungkin aku dan dia
telah menjadi bahan tontonan bagi orang yang melihat kita dijalan. Sungguh
malam yang tidak terlupakan bagiku,dapat berdua dan bahkan bercanda dan tertawa
dengannya. Namun tiba tiba gerimis aku senang dengan gerimis ini.
“Kok kamu seneng sih gerimis gini,kita
kan jadi basah buku kita basah. Emangnya kamu gak mau belajar sama aku?” Marah, dia marah saat itu aku hanya berkata
dalam hati bahwa dia salah jika berkata aku tidak ingin belajar dengannya aku
hanya diam aku tidak bisa apa apa.
“Kok malah diem sih? Oke sekarang gini
aja kamu pake topi aku terus kamu pake hem aku biar kamu gak masuk angin
nantinya”
Bagaimana mungkin aku mengalami kejadian
ini kejadian yang sebelumnya aku tidak menyangka akan terjadi. Tuhan akankah
waktu memberi kami untuk bersama seperti ini lagi, bukankah ini waktu yang
singkat tuhan?
“Ayo kita berangkat” Kata Sakti dan aku
langsung menghampirinya dan naik dimotornya.
“Kamu mau bawa aku kemana”
“Udah kamu diem aja deh,Kita cari tempat
belajar yang asiklah kamu kedinginan kan sabar yaa” Kata Sakti Menenangkanku.
“Kamu gak bawa aku ketempat yang
jauhkan” Pertanyaan bodoh yang terlontar dari mulutku dna Sakti hanya tersenyum
dan menggelengkan kepalanya sambl berkata “Kamu apaapan sih?”
Sampai juga ditempat belajar,aku kira
Sakti mebawaku ketempat yang mungkin mahal dan sekumpulan dengan teman teman
gengnya.
“Kita sampai!!” Ia turun dari motor dan
melepas helmnya.
“Disini ?”
“Iya kenapa kamu gak suka ya ?”
“Suka kok”
“Yaudah ayo masuk” Tiba tiba tangannya
menggandengku dia membawaku kearah penjual dan memesankan 2 jagung bakar. Kita
duduk, dia membuka buku dan mengajariku bagaimana perlajaran MIPA saat itu aku
masih tidak percaya bahwa orang yang aku cinai kini ada didepan mataku. Aku
hanya duduk,mengudak ngudak es teh yang ada di depanku.
“Kamu kenapa,kamu sakit”
“Enggak kok” Sautku.
Kami terus belajar bersama samba memakan
jagung , mungkin dengan begitu aku dapat mudah menghafal pelajaran ini dan aku
dapat mengikuti karantina nantinya.
“Ngmong ngomong kenapa kamu ingin ikut
karantina ini kak? Em maaf kalau semisal gak dijawab gakpapa kok kak” Tanyaku,
baru saat ini aku memberanikan bicara dengannya.
“Gausah panggil kak,Panggil sakti aja
aku Cuma pengen banggain ortu aja si soalnya orang tuaku sering bertengkar”
Jawab Sakti
“Maaf jadi..”
“Enggak papa” Aku dan dia kembali
belajar.
Malam itu sudah berlalu,dalam kurung
waktu 2 minggu Aku dan Sakti saling menghabiskan waktu bersama. Belajar
bersama, setiap malam jam 07.00 dia selalu menjemputku dan berlajar bersamaku.
Saat belajar bersama Aku dan Dia selalu bercanda, cerita, bahagia. Kita
menghabiskan waktu bersama,yang awalnya Aku berangkat sendiri dia jadi
menjemputku setiap pagi dan dua hari terahir ini dia membawakanku bunga mawar
setiap menjemput untuk berangkat sekolah. Kadang aku berfikir “apa dia
menyukaiku,namun apa menyukaiku hanya butuh waktu sesingkat ini?”
“Bunga mawar untuk kamu” Sakti
mengejutkanku saat aku membuka pintu.
“Untuk aku? kamu udah tiga kali ngasi
bunga ada apa sebenarnya?”
“Udah deh bawa dulu nanti setelah
keputusan karantina aku bakal kasi tau semuanya” Jawab Sakti sungguh hal ini
membuatku penasaran. Apa yang sebenarnya
ada dibenak Sakti dan apa yang akan dia beritahu kepadaku.
Hari itupun tiba Hari tes pemilihan
kandidat untuk terpilih karantina di
Jerman,dia tersenyum kepadaku dan membisikkiku “semoga belajar kita gak sia sia
ya Angel” dan aku hanya bisa tersenyum,aku bahagia saat itu dengan seperti itu
dia ckup membuatku semangat. Terdengar namaku disebut untuk wawancara dan
mengerjakan soal , Tidak lama kemudian Sakti dipanggil. Giliran aku menunggu dia
diruang tunggu,Dia keluar dan dia menggenngggam tanganku dan membawaku ke
belakang sekolah.
“Ada apa kamu bawa aku kesini?”
“seperti yang aku bilang aku bakal
bilang sesuatu ke kamu Angel aku mau bilang tentang sesuatu ke kamu. Aku mau
jujur ke Kamu” Jawab Sakti mengejutkankku,sebenarnya apa yang akan dia
sampaikan kepadaku.
“Apa Sakti udah deh gakusah bercanda
sebentar lagi pengumuman karantina,Semoga aku kepilih deh (aku tertawa)” tiba
tiba Sakti menggenggam tanganku dan seketika membuatku diam.
“Jadi gini,aku tau kalau selama ini kamu
suka liatin aku kamu suka sama akukan dan akupu sebenarnya juga seperti itu
angel. Pertama kali aku enggak tau sama sekali soal kamu,tapi temen aku temen
dekatku dia bilang dia mergokin kamu lagi liatin aku dengan bengong. Saat itu
aku jadi penasaran sama Kamu Angel,aku cari tau tentang kamu. Dan ahirnya aku
tau semua tentang kamu,tanggal lahir kamu,makanan kesukaan kamu,hobby kamu dan
masih banyak. Awalnya aku anggep semua ini biasa Anggel tapi semakin aku tau
kamu aku semakin ingin dekat dengan kamu. Sama halnya dengan kamu yang gakbisa
ngungkapin perasaan ke Aku,aku ingin kamu tau kalau sebenarnya aku suka sama
kamu. Saat kita disatuin jadi satu kelompok Aku bahagia Angel. Kamu inget waktu
kita belajar diwarung Jagung , saat Aku sama Kamu aku mau pegang tangan Kamu tapi bodohnya aku
gak berani. Aku gak berani Angel,dan Saat ini aku gatau siapa yang akan
terpilih ikut karantina ke Jerman tapi yang pasti aku akan sedih kehilangan
waktu waktu itu”
Pernyataan yang begitu membuatku
terkejut Seseorang yang aku cintai yang aku sangka mencintai orang
lain,kenyataannya juga mencintaiku. Saat dia mengatakan semua itu tak terasa
air mataku menetes.
“Kamu ngomong apa (sambil mengusap
airmataku) jangan bercanda deh”
“Gakaada yang bercanda disini Angel aku
serius (dia memelukku) , aku ingin kamu tulis nama kamu dan pesan terahir
sebelum kita perpisah di tembok belakang sekolah ini”
“Udah..”
“Yaudah ayo kita kembali kepemilihan”
“Ahirnya
sampai juga dipuncak acara yaitu peserta yang terpilih ikut karantina ke
Jerman,Tanpa menunggu lama kita panggil pemenang pemilihan karantina. Yang
terpilih adalah….Sakti!!”
Setelah pengumuman itu disampaikan Sakti
menatapku kemudian dia Niak kepanggung member sambutan. Aku sedih saat itu
karena aku tidak terpilih tapi aku bahagia Sakti telah terpilih. Acara itupun
selesai kemudia Sakti menghampiriku dan Berkata “Angel,aku akan pergi mungkin
sedikit lama,kamu jangan sedih. Kita akan bertemu lagi,di tempat dimana kita
belajar bersama, 3 tahun lagi. Aku janji aku akan menunggu hari itu aku akan
mengingatmu dan aku akan menepati janjiku itu Angel (mengusap air mataku) kamu
jangan menangis,aku janji aku akan pulang dan membawa piala itu piala juara
MIPA”
Itulah kata dan Janji Terahir
sakti,mobilnya melaju kenjang aku berdiri dan melihat kepergiannya airmataku
menetes. Dan aku hanya berharap semoga Sakti dapat menepati janji itu. Semoga
ia dapat menjadi seseorang yang dapat dipegang omongannya dan dapat menepati
janjinya.