Minggu, 22 November 2015

CERPEN by : Deaayufn



 JANJI TERAHIR 

 Terusik kedamaianku saat terdengar satu nama yang mungkin tidak lebih baik terdengar ditelinga orang lain namun entah mengapa hatiku bergetar dan lidahku membeku saat mendengar nama itu disebut. “Sakti!!!” triakan suara temannya, aku memandanginya dibelakang pohon “hah,gerimis” aku begitu menikmati gerimis itu. Ya... karna dialah aku selalu ingin bersekolah, Karena dialah aku ingin selalu melihat gerimis. Entah mengapa bahagia jika aku dapat melihatnya setiap waktu. Disudut yang lain aku selalu ada tanpa ia mengerti ataupun tidak. Aku mencoba mengerti keadaan sikap dan tingkah lakunya.

Suatu ketika aku berjalan, kemudian melihatnya sedang berbicara dengan temannya atau bisa jadi teman dekatnya terlihat sangat bahagia, mereka tertawa mereka bercanda. “bagaimana biasa aku diantara mereka,aku hanya adik kelas yang diam diam suka dengan kakak kelas. Tidak mungkin” kemudian aku berjalan meninggalkan temat itu. Namun tiba tiba “hey” suara dari belakang membuatku terkejut, aku menengok ternyata dia. Dia menatapku aku tidak menyangka ini,seseorang yang begitu aku inginkan datang dan menemuiku. Aku hanya diam menatap matanya yang begitu hangat dan membuatku merasa damai.

“eh,haloo.. kamu kenapa?”
“e e enggak apa apa kok,em ada apa ya?” tanyaku dengan gugup kepadanya.
“ini aku cuma mau ngasi tugas kamu dari Bu Amanda”
“ohh iya makasi ya”

Begitu singkat berbicara dengannya begitu singkat waktu memberiku kesempata untuk biacara dengannya. Kenapa dan bagaimana waktu itu akan terulang kembali aku ingin sekali menatapnya sekali lagi. Setelah pertemuan itu aku selalu teringat dengan matanya,mata yang damai itu, “elga kamu tau gak aku tadi menatap matanya,mata yang indah dan damai” aku berkata dengan sahabatku Elga. “kamu bahagia? Terlihat dimatamu angel kamu bahagia” Saut sahabatku Elga. “Perhatian perhatian, ditujukan bagi seluruh murid yang saya sebutkan namanya silahkan memenemui saya dalam rangka pemilihan siswa untuk lomba MIPA kelas X dan XI yang terpilih menjadi kandidat adalah Sakti,Shasha,Emma,Retno,Angel,Putra.” Terdengar suara pengumuman dari toa sekolah.

“Kamu dengar itu Angel,Kamu dipanggil!” Kata Elga samba menepuk bahuku.
“Alhamdulillah aku terpilih aku akan berjuang Elga supaya sekolah kita menang”
“Aku dukkung Angel,dan kamu harus menang demi orang tua kamu dan demi sekolah kita. Kalau kamu menang kamu bisa ikut 2 minggu karantina di Jerman”

Saat itu aku bahagia sekali, aku terpilih menjadi kandidat lomba MIPA Internasional,semoga saja ilmu yang selama ini aku tekunni dengan sungguh sungguh mampu membuatku menjadi anak yang dibanggakan orang tuaku. Dan saat itu aku juga tidak menyangka aku dan dia ya orang yang penting bagiku juga menjadi kandidat bersamaku. Saat pertemuan kandidat itu Pak Guru telah menyampaikan bahwa kandidat ini dibagi menjadi 3 kelompok jadi setiap kelompok terdiri dari 2 orang. Aku bingung dengan siapa nantinya aku akan berkelompok.

“Sakti dan Putra”
“ee maaf pak Putra biar dengan saya saja soalnyakan rumah putra dengan rumah saya dekat” saut Retno yang saat itu menjadi pacar putra,mungkin mereka ingin selalu berdua.
“Yaudah kalau seperti itu Putra dengan Retno, Shasha dengan Emma dan Sakti dengan Angel” Keputusan itu sungguh membuatku terkejut. Kebetulan yang seperti apa ini mungkinkah aku bermimpi entahlah saat itu aku merasa terguncang.

Aku harus sering sering belajar nih biar aku bisa menang dan ikut karantina ke Jerman. Tiba tiba Sakti menepuk ku dan berkata. “Kapan kita bisa belajar bareng” dengan menatap wajahku sepertinya dia juga ingin kekarantina tapi aku harus bisa. “Ha? Belajar bareng,emm kalau bisa sih sekarang soalnya aku bener bener ingin pergi kekarantina”

Semenjak hari itu, kami sering belajar bersama kita selalu mencari tempat yang tenang untuk belajar dia membawaku ketempat yang sebelumnya tidak aku ketahui.

“Aku jemut kamu dirumah jam 7” Kata Sakti

Malam itu pun datang tepat pukul 07.00 dia didepan rumahku dan memanggil namaku rasanya kita bukan lagi kakak kelas dan adik kelas. Dia ramah dan menyenangkan,selama perjalanan dia selalu menghiburku dengan candaan yang mingkin terlihat sedikit tidak lucu tapi dia mampu membuatku tertawa. Yaa.. Kita tertawa diatas motor,mungkin aku dan dia telah menjadi bahan tontonan bagi orang yang melihat kita dijalan. Sungguh malam yang tidak terlupakan bagiku,dapat berdua dan bahkan bercanda dan tertawa dengannya. Namun tiba tiba gerimis aku senang dengan gerimis ini.

“Kok kamu seneng sih gerimis gini,kita kan jadi basah buku kita basah. Emangnya kamu gak mau belajar sama aku?”  Marah, dia marah saat itu aku hanya berkata dalam hati bahwa dia salah jika berkata aku tidak ingin belajar dengannya aku hanya diam aku tidak bisa apa apa.

“Kok malah diem sih? Oke sekarang gini aja kamu pake topi aku terus kamu pake hem aku biar kamu gak masuk angin nantinya”

Bagaimana mungkin aku mengalami kejadian ini kejadian yang sebelumnya aku tidak menyangka akan terjadi. Tuhan akankah waktu memberi kami untuk bersama seperti ini lagi, bukankah ini waktu yang singkat tuhan?

“Ayo kita berangkat” Kata Sakti dan aku langsung menghampirinya dan naik dimotornya.
“Kamu mau bawa aku kemana”
“Udah kamu diem aja deh,Kita cari tempat belajar yang asiklah kamu kedinginan kan sabar yaa” Kata Sakti Menenangkanku.
“Kamu gak bawa aku ketempat yang jauhkan” Pertanyaan bodoh yang terlontar dari mulutku dna Sakti hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya sambl berkata “Kamu apaapan sih?”

Sampai juga ditempat belajar,aku kira Sakti mebawaku ketempat yang mungkin mahal dan sekumpulan dengan teman teman gengnya.

“Kita sampai!!” Ia turun dari motor dan melepas helmnya.
“Disini ?”
“Iya kenapa kamu gak suka ya ?”
“Suka kok”
“Yaudah ayo masuk” Tiba tiba tangannya menggandengku dia membawaku kearah penjual dan memesankan 2 jagung bakar. Kita duduk, dia membuka buku dan mengajariku bagaimana perlajaran MIPA saat itu aku masih tidak percaya bahwa orang yang aku cinai kini ada didepan mataku. Aku hanya duduk,mengudak ngudak es teh yang ada di depanku.

“Kamu kenapa,kamu sakit”
“Enggak kok” Sautku.

Kami terus belajar bersama samba memakan jagung , mungkin dengan begitu aku dapat mudah menghafal pelajaran ini dan aku dapat mengikuti karantina nantinya.

“Ngmong ngomong kenapa kamu ingin ikut karantina ini kak? Em maaf kalau semisal gak dijawab gakpapa kok kak” Tanyaku, baru saat ini aku memberanikan bicara dengannya.
“Gausah panggil kak,Panggil sakti aja aku Cuma pengen banggain ortu aja si soalnya orang tuaku sering bertengkar” Jawab Sakti
“Maaf jadi..” 
“Enggak papa” Aku dan dia kembali belajar.

Malam itu sudah berlalu,dalam kurung waktu 2 minggu Aku dan Sakti saling menghabiskan waktu bersama. Belajar bersama, setiap malam jam 07.00 dia selalu menjemputku dan berlajar bersamaku. Saat belajar bersama Aku dan Dia selalu bercanda, cerita, bahagia. Kita menghabiskan waktu bersama,yang awalnya Aku berangkat sendiri dia jadi menjemputku setiap pagi dan dua hari terahir ini dia membawakanku bunga mawar setiap menjemput untuk berangkat sekolah. Kadang aku berfikir “apa dia menyukaiku,namun apa menyukaiku hanya butuh waktu sesingkat ini?”

“Bunga mawar untuk kamu” Sakti mengejutkanku saat aku membuka pintu.
“Untuk aku? kamu udah tiga kali ngasi bunga ada apa sebenarnya?”
“Udah deh bawa dulu nanti setelah keputusan karantina aku bakal kasi tau semuanya” Jawab Sakti sungguh hal ini membuatku penasaran. Apa  yang sebenarnya ada dibenak Sakti dan apa yang akan dia beritahu kepadaku.

Hari itupun tiba Hari tes pemilihan kandidat untuk terpilih karantina  di Jerman,dia tersenyum kepadaku dan membisikkiku “semoga belajar kita gak sia sia ya Angel” dan aku hanya bisa tersenyum,aku bahagia saat itu dengan seperti itu dia ckup membuatku semangat. Terdengar namaku disebut untuk wawancara dan mengerjakan soal , Tidak lama kemudian Sakti dipanggil. Giliran aku menunggu dia diruang tunggu,Dia keluar dan dia menggenngggam tanganku dan membawaku ke belakang sekolah.

“Ada apa kamu bawa aku kesini?”
“seperti yang aku bilang aku bakal bilang sesuatu ke kamu Angel aku mau bilang tentang sesuatu ke kamu. Aku mau jujur ke Kamu” Jawab Sakti mengejutkankku,sebenarnya apa yang akan dia sampaikan kepadaku.
“Apa Sakti udah deh gakusah bercanda sebentar lagi pengumuman karantina,Semoga aku kepilih deh (aku tertawa)” tiba tiba Sakti menggenggam tanganku dan seketika membuatku diam.

“Jadi gini,aku tau kalau selama ini kamu suka liatin aku kamu suka sama akukan dan akupu sebenarnya juga seperti itu angel. Pertama kali aku enggak tau sama sekali soal kamu,tapi temen aku temen dekatku dia bilang dia mergokin kamu lagi liatin aku dengan bengong. Saat itu aku jadi penasaran sama Kamu Angel,aku cari tau tentang kamu. Dan ahirnya aku tau semua tentang kamu,tanggal lahir kamu,makanan kesukaan kamu,hobby kamu dan masih banyak. Awalnya aku anggep semua ini biasa Anggel tapi semakin aku tau kamu aku semakin ingin dekat dengan kamu. Sama halnya dengan kamu yang gakbisa ngungkapin perasaan ke Aku,aku ingin kamu tau kalau sebenarnya aku suka sama kamu. Saat kita disatuin jadi satu kelompok Aku bahagia Angel. Kamu inget waktu kita belajar diwarung Jagung , saat Aku sama Kamu  aku mau pegang tangan Kamu tapi bodohnya aku gak berani. Aku gak berani Angel,dan Saat ini aku gatau siapa yang akan terpilih ikut karantina ke Jerman tapi yang pasti aku akan sedih kehilangan waktu waktu itu”

Pernyataan yang begitu membuatku terkejut Seseorang yang aku cintai yang aku sangka mencintai orang lain,kenyataannya juga mencintaiku. Saat dia mengatakan semua itu tak terasa air mataku menetes.

“Kamu ngomong apa (sambil mengusap airmataku) jangan bercanda deh”

“Gakaada yang bercanda disini Angel aku serius (dia memelukku) , aku ingin kamu tulis nama kamu dan pesan terahir sebelum kita perpisah di tembok belakang sekolah ini”

“Udah..”
“Yaudah ayo kita kembali kepemilihan”

 “Ahirnya sampai juga dipuncak acara yaitu peserta yang terpilih ikut karantina ke Jerman,Tanpa menunggu lama kita panggil pemenang pemilihan karantina. Yang terpilih adalah….Sakti!!”
Setelah pengumuman itu disampaikan Sakti menatapku kemudian dia Niak kepanggung member sambutan. Aku sedih saat itu karena aku tidak terpilih tapi aku bahagia Sakti telah terpilih. Acara itupun selesai kemudia Sakti menghampiriku dan Berkata “Angel,aku akan pergi mungkin sedikit lama,kamu jangan sedih. Kita akan bertemu lagi,di tempat dimana kita belajar bersama, 3 tahun lagi. Aku janji aku akan menunggu hari itu aku akan mengingatmu dan aku akan menepati janjiku itu Angel (mengusap air mataku) kamu jangan menangis,aku janji aku akan pulang dan membawa piala itu piala juara MIPA”

Itulah kata dan Janji Terahir sakti,mobilnya melaju kenjang aku berdiri dan melihat kepergiannya airmataku menetes. Dan aku hanya berharap semoga Sakti dapat menepati janji itu. Semoga ia dapat menjadi seseorang yang dapat dipegang omongannya dan dapat menepati janjinya.